LAPORAN PRAKTIKUM
JARINGAN KOMPUTER
MODUL 7 ( TUGAS MANDIRI )
NAMA : REGI PERMANA JAYA
NIM : 20160910112
KELAS : SISTEM INFORMASI / SI C
SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KUNINGAN
2017
MODUL 7
STATIC ROUTING
DASAR TEORI
Pengertian Router
Router adalah perangkat yang akan melewatkan
paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan
metode addressing dan protokol tertentu untuk melewatkan paket IP
dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur di
antara keduanya.
Router-router yang saling terhubung dalam
jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi
untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem
lain. IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP
routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang
menurutnya lebih dekat ke host tujuan.
PC Router adalah Personal
Computer (PC) yang digunakan sebagai router (routing) biasanya yang
digunakan adalah PC – multihomed, yaitu komputer yang memiliki lebih
dari 1 NIC (Network Interface Card).
Routing
Routing (perutean) merupakan cara bagaimana
suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan
cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan.
Perutean dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu: static route dan dynamic route. Penggunaan default
gateway dan static route dapat disesuaikan dengan kebutuhan pada
saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat bersifat kompleks atau
sederhana. Untuk desain route sederhana, kemungkinan besar dapat digunakan
dengan menggunakan default gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan
sudah begitu kompleks, dapat kita gunakan routing static atau kombinasi
dengan menggunakan default gateway dan static route pada
titik-titik tertentu.
Definisi Static Router
Suatu static route adalah suatu
mekanisme routing yang tergantung dengan routing table (tabe;
routing) dengan konfigurasi manual. Static router (yang menggunakan
solusi static route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan
di-maintain secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran
informasi routing table secara dinamis dengan router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi
sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan
di dalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator
jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah
kepada default route atau default gateway agar cocok
dengan IP address dari interface local router, di mana router
memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan
untuk meneruskan paket.
Static route terdiri dari perintah-perintah
konfigurasi sendiri-sendiri untuk setiap route kepada router. Sebuah router
hanya akan meneruskan paket kepada subnet-subnet yang hanya ada
pada routing table. Sebuah router selalu mengetahui route yang bersentuhan
langsung kepadanya keluar dari interface router yang mempunyai status “up and
up” pada line interface dan protokolnya. Dengan menambahkan static route,
sebuah router dapat diberitahukan ke mana harus meneruskan paket-paket kepada
subnet-subnet yang tidak bersentuhan langsung kepadanya.
Router tabelnya diset manual dan disimpan dalam
router. Seorang administrator harus meng-update route static ini secara
manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Oleh
karena itu routing static biasanya digunakan untuk membangun jaringan yang
berskala kecil.
7.4 Percobaan
7.4.1 Router Assembling
- Tambahkan Router-PT Empty pada lembar kerja
- Setelah menambahkan router, lalu klik kiri pada router0 matikan alat dengan mengklik tombol power off
- Tambahkan (Drag dengan mouse) 1 interface Gigabits(FGE) ke slot 2 yang digunakan untuk koneksi/UPLINK antar Router
7.4.2 Desain Jaringan
7.4.3 Konfigurasi IP Address
- Konfigurasi IP Address pada PC
NO
|
NODE
|
IP ADDRESS
|
NETMASK
|
GATEWAY
|
1
|
PC Kuningan/ Fa0
|
172.17.1.2
|
255.255.255.0
|
172.17.1.1
|
2
|
PC Cirebon/ Fa0
|
10.20.30.2
|
255.255.255.0
|
10.20.30.30
|
- IP Address pada Router dengan CLI
Router Kuningan
|
Interface
|
IP Address
|
Netmask
|
Fa1/0
|
172.17.1.1
|
255.255.255.0
|
|
Gig2/0
|
192.168.1.1
|
255.255.255.252
|
Router Cirebon
|
Interface
|
IP Address
|
Netmask
|
Fa1/0
|
10.20.30.1
|
255.255.255.0
|
|
Gig2/0
|
192.168.1.2
|
255.255.255.252
|
- Lakukan perintah CLI untuk menambahkan IP Address di Router FastEthernet1/0
- Lakukan Konfigurasi CLI di Router1 sama sepeti Router0, cuman perbedaannya dari IP Address nya saja
- Setelah itu tampilkan IP yang sudah ditambahkan di CLI
Setelah itu lakukan tes PING
Ketika
sudah melakukan tes Ping ada beberapa yang tidak terhubung karna Config Routing
nya belum, Routing berguna untuk membuka jalur akses antar PC, antar routing
Tampilkan
lagi IP Address nya pada tiap tiap router maka ada perubahan seperti dibawah
ini
Lakukan tes PING kembali
- PC0 <=> PC1
- Maka tes PING sebaliknya juga bakal terkoneksi jaringannya.
7.5 TUGAS
1. Tambahkan Sebuah network baru dengan nama MAJALENGKA
2. Tambahkan informasi Routing dengan static routing pada tiap router!
- Tambahkan 1 interface CFE dan FGE pada router1 (Cirebon) supaya bisa terkoneksi ke router2 (Majalengka)
- Pada Router 2(Majalengka) juga tambahkan 1 Interface CFE dan FGE supaya bisa terkoneksi ke antar Router
- Lakukan perintah CLI untuk menambahkan IP Address di Router2 (Majalengka)
- Setelah itu balik lagi ke router1 tambahkan perintah CLI yang menghubunngkan Router1 (Cirebon dan Majalengka)
- Setelah itu balik ke router0 tambahkan perintah CLI yang menghubunngkan semua Router (Kuningan, Cirebon dan Majalengka)
3. Buktikan bahwa komunikasi bisa berjalan dengan baik
antar tiap PC/ Jaringan dengan menggunakan tool ping yang dilakukan dari PC
Kuningan ke semua PC
- PC Kuningan => PC Cirebon (Success)
- PC Kuningan => PC Majalengka (Success)
- PC Kuningan => Gateway Cirebon (Success)
- PC Kuningan => Gateway Majalengka (Success)
Kesimpulan
Suatu static route adalah suatu
mekanisme routing yang tergantung dengan routing table dengan
konfigurasi manual. Disisi lain, dynamic routing adalah suatu
mekanisme routing di mana pertukaran routing table antar router yang
ada pada jaringan dilakukan secara dynamic.
Dalam skala jaringan yang kecil yang mungkin
terdiri dari dua atau tiga router saja, pemakaian static route lebih
umum dipakai. Static router (yang menggunakan solusi static
route) haruslah dikonfigurasi secara manual dan di-maintain secara
terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing
table secara dinamis dengan router-router lainnya.
Suatu static route akan berfungsi
sempurna jika routing table berisi suatu route untuk setiap jaringan
didalam internetwork yang mana dikonfigurasi secara manual oleh administrator
jaringan. Setiap host pada jaringan harus dikonfigurasi untuk mengarah
kepada default route atau default gateway agar cocok
dengan IP address dari interface local router, di mana router
memeriksa routing table dan menentukan route yang mana digunakan
untuk meneruskan paket.
Konsep dasar dari routing adalah bahwa router
meneruskan IP paket berdasarkan pada IP address tujuan yang ada dalam header IP
paket. Dia mencocokkan IP address tujuan dengan routing table dengan
harapan menemukan kecocokan entri–suatu entri yang menyatakan kepada router
kemana paket selanjutnya harus diteruskan. Jika tidak ada kecocokan entri yang
ada dalam routing table, dan tidak ada default route, maka router
tersebut akan membuang paket tersebut. Untuk itu adalah sangat penting untuk
mempunyai isian routing table yang tepat dan benar.
Keuntungan static route:
- Static route lebih aman dibanding dynamic route
- Static route kebal dari segala usaha hacker untuk men-spoof paket dynamic routing protocols dengan maksud melakukan konfigurasi router untuk tujuan membajak traffic.
Kerugian static route :
- Administrasinya adalah cukup rumit dibanding dynamic routing, khususnya jika terdiri dari banyak router yang perlu dikonfigurasi secara manual.
- Rentan terhadap kesalahan saat entri data static route dengan cara manual.
Daftar Pustaka
good job gan
BalasHapusflux ori